Perang Thailand – Kamboja Semakin Memanas

Perang antara Thailand dan Kamboja terus berlanjut hingga hari ini, Minggu (27/7/2025). Dentuman senjata artileri masih terdengar kencang di kota Samraong, Kamboja yang berjarak 20 kilometer dari garda depan pertempuran.

Awal Konflik terjadinya perang Mengutip dari Cour internationale de justice (Mahkamah Internasional) bahwa Thailand telah menduduki sebidang wilayahnya di sekitar reruntuhan Kuil Preah Vihear, tempat ziarah dan ibadah bagi orang Kamboja, dan meminta Pengadilan untuk menyatakan bahwa kedaulatan teritorial atas Kuil itu miliknya dan bahwa Thailand berkewajiban untuk menarik detasemen bersenjata yang ditempatkan di sana sejak 1954. Thailand mengajukan keberatan awal terhadap yurisdiksi Pengadilan, yang ditolak dalam Putusan yang diberikan pada 26 Mei 1961. Dalam Putusannya tentang pokok perkara, yang diberikan pada 15 Juni 1962, Pengadilan mencatat bahwa Perjanjian Prancis-Siam tahun 1904 menetapkan bahwa, di wilayah yang sedang dipertimbangkan, perbatasan harus mengikuti garis daerah aliran sungai, dan bahwa peta yang didasarkan pada karya Komisi Delimitasi Campuran menunjukkan Kuil di sisi perbatasan Kamboja. Thailand menegaskan berbagai argumen yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa peta itu tidak memiliki karakter yang mengikat. Salah satu argumennya adalah bahwa peta tersebut tidak pernah diterima oleh Thailand, atau, sebaliknya, jika Thailand menerimanya, hal itu dilakukan hanya karena keyakinan yang keliru bahwa batas wilayah yang ditunjukkan sesuai dengan garis batas air. Pengadilan memutuskan bahwa Thailand memang telah menerima peta tersebut dan menyimpulkan bahwa Kuil tersebut terletak di wilayah Kamboja.

Pengadilan juga memutuskan bahwa Thailand berkewajiban untuk menarik pasukan militer atau polisi yang ditempatkan di sana dan mengembalikan kepada Kamboja benda-benda apa pun yang telah dipindahkan dari reruntuhan tersebut sejak tahun 1954.

Mengutip AFP, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Maly Socheata mengatakan pertempuran terjadi di sekitar dua candi sengketa sekitar pukul 04.50 dini hari.

Sementara itu, Wakil juru bicara Angkatan Darat Thailand Ritcha Suksuwanon mengatakan pasukan Kamboja mulai menembakkan artileri pada 04.00 pagi.

Para pemimpin Kamboja dan Thailand telah sepakat untuk bertemu guna merundingkan gencatan senjata, menurut unggahan media sosial Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Sabtu.

Trump, yang mengaku telah melakukan panggilan telepon terpisah dengan Perdana Menteri Kamboja dan Perdana Menteri sementara Thailand, menyatakan: “Kedua negara telah sepakat untuk segera bertemu dan dengan cepat menyusun gencatan senjata dan, pada akhirnya, perdamaian!”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *